
Lirik Syair Manaqib Abah Guru Zuhdi
Dengan
namanya Yang Maha Esa
Dengan sifatnya yang Maha Kuasa
Kami ucapkan syukur tak terkira
Kepada Allah Tuhan semesta
Kemudian
wajib kami haturkan
Kepadanya sholawat salam selamanya
Kasih sayangnya wujud rahmatnya
Dialah Nabi Muhammad namanya
Demikian
juga keluarga sucinya
Sahabat setia dan yang mengikutinya
Para ulama pewaris Anbiya
Guru kami juga salah satunya
Muhammad
nama ayah tercinta
Sahabat dekat dari gurunya
Zahidah ibunya berhati mulia
Melahirkan anak yang juga mulia
Bersifat
zuhud nama bercahaya
Seorang pembimbing yang bersahaja
Menuntut ilmu tak kenal jera
Jadikan ilmu seperti jiwa
Di
hari Kamis hari lahirnya
Tanggal 5 bulan Rajabnya
Seorang anak yang kelak gantikan gurunya
Ahmad Zuhdianoor mulia namanya
Sejak
kecil diajar ayahnya
Tentang berbagai macam ilmunya
Tak guna ilmu tanpa amalnya
Semua diserapnya tanpa kurangnya
Baktinya
kepada ayah dan ibu
Sebab mudahnya masuknya ilmu
Surga menawarkan masuk ke saku
Sebabnya surga di kaki ibu
Pernah
belajar di pondok ayahnya
Tapi tak lama beliau di sana
Banyak mengira beliau sakit semacamnya
Padahal beliau sudah dulu khatam kitabnya
Ayahnya
membawa kepada guru asli
Tak asing baginya kakek sendiri
Seorang ulama kaya budi pekerti
Ajarkan cucu tentang akhlak nabi
Tak
lama di sana dia meminta
Kepada ayahnya yang cinta padanya
Ingin menuntut ilmu salah satu ulama
Mu'allim Abdussyukur yang dipilihnya
Sesampainya
ayah dan beliau di sana
Guru Mu'allim Syukur coba menolaknya
Karena ayahnya juga dalam ilmunya
Tapi berubah karena beliau yang minta
Sebagai
nasihat dari sang guru
Memanglah lelah menuntut ilmu
Namun lebih lelah tidak berilmu
Berkah tak dapat dan juga malu
Sepeninggal
guru Mu'allim Syukur
Sedihnya beliau hingga tersungkur
Namun beliau mencoba bersyukur
Karena sang guru bahagia dalam kubur
Sesampainya
beliau di pemakaman
Banyaklah orang diperlihatkan
Sosok ulama parasnya tampan
Membuat beliau kagum kebingungan
Beliau
bertanya pada ayahnya
Siapakah orang yang dilihatnya
Ayahnya menjawab Guru Zaini namanya
Seorang wali Al-Banjari keturunannya
Maka
mintalah pada ayahnya
Untuk menuntut ilmu padanya
Ayahnya pun senang mendengarnya
Ngantarkan anak pada sahabatnya
Sebelum
itu beliau khabarkan
Guru Semman mulia yang ingin diminta
Namun Allah sangat mencintainya
Sehingga Allah memanggil dulunya
Sesampai
Sekumpul ayah berkata
Anakku tolong bimbing dan jaga
Pukul diapa terserah saja
Sekarang engkau seperti ayahnya
Ketika
diterima Guru Zaini Ghani
Ajarkan khidmat di dalam diri
Di samping mengaji bikinkan kopi
Seketika ilmu faham sendiri
Di
sana berbagai kitab di khatam
Tak membuatnya merasa faham
Itulah tanda ilmunya manfaat
Pada diri dan juga ummat
Sepeninggal
Abah Guru Sekumpul
Seperti saat Guru Mu'allim Syukur
Beliau berduka hingga tersungkur
Bahagia melihat guru bersama Rasul
Membuka
majelis perintah gurunya
Banyak fitnahan dihadapinya
Cacian makian sering datang padanya
Semakin banyak pula yang mengikutinya
Hingga
pada kharismatiknya
Masjid Sabilal penuh sesaknya
Seorang guru pimpinan majelisnya
Guru yang zuhud juga wara'nya
Muridnya
banyak lihat karomahnya
Sungguhlah wali akan gurunya
Namun karomah bukan tanda
Melainkan istiqamah yang beliau kerjakan
Hingga
sampai pada waktunya
Waktu beliau diwafatkannya
Tanggal 9 Sabtu Ramadhannya
Husnul khatimah senyum tandanya
Dihari
mana beliau dikuburkan
Lebih sepuluh ribu murid melayatkan
Terlihat manusia seperti lautan
Disetiap jalan melambaikan tangan
Sebelum
beliau diwafatkannya
Sering disaksikan oleh khadamnya
Beliau sakit tetap mengajarnya
Tutupi sakit dengan senyumnya
Pernah
pada suatu ketika
Beliau pucat menuju majelisnya
Namun saat beliau hadir di sana
Pucatnya hilang, gembira wajahnya
Sungguh
'azhim guru tercinta
Penyakit ditahan untuk muridnya
Padahal sakitnya luar biasa
Berharap kita gantikan sakitnya
Seorang
guru sangat penyayang
Wajarlah beliau selalu disayang
Oleh Tuhannya dan juga Nabinya
Terkhusus kita para muridnya
Pandanglah
dunia hanya sesaat
Jangan sampai engkau tersesat
Sungguh akhirat tak dapat dicatat
Demikian sebagian dari nasihat
Kini
engkau telah tiada
Pandanglah kami senantiasa
Dulu engkau juga pernah berkata
Pandangan guru yang wafat lebih tajamnya
Duhai
guru, doakan kami
Doakan kami min ahlul ilmi
Dalam bimbinganmu yang menyertai
Selalu ikhlas membimbing kami
Semoga
engkau mendapat rahmat
Dari Allah pemberi rahmat
Satu rahmat sudah cukup amat
Kepada engkau berjuta rahmat
Berkat
ayahmu, berkat ibumu
Dan juga berkat dari gurumu
Sudahkan kami keadaan mampu
Mengucap syahadat yang dituju
Demikian
sepenggal manaqib
Yang dibuat untuk ditaat, tak hanya dilihat
Semoga dapat menjadi manfaat
Alhamdulillah segala ni'mat
Tidak ada komentar
Posting Komentar