Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa dalam terjemahan Al-Qur'an, kata Alhamdu dalam الْحَمْدُ لِلَّهِ diterjemahkan sebagai "Segala puji", bukan sekadar "Pujian"?

Padahal, secara bahasa Alhamdu berasal dari kata حَمِدَ يَحْمَدُ حَمْدًا yang merupakan masdar dari fi’il حَمِدَ yang berarti "memuji".

Jadi, bukankah Alhamdu seharusnya hanya berarti "Pujian"?

Lalu, dari mana datangnya kata "Segala" dalam terjemahan?

Jawabannya tersembunyi dalam dua huruf sederhana yang sering kita baca tapi jarang kita pahami: أل (Alif Lam).

Apakah Anda siap untuk menggali rahasia nahwu dan makna mendalam di balik kata "Alhamdu"?

Yuk, kita bahas dalam artikel ini!

Makna Nahwu dalam Kata Alhamdu

Dalam ilmu nahwu, Alhamdu termasuk dalam kategori kalimah isim (kata benda). Salah satu bukti bahwa kata ini adalah isim adalah kehadiran Alif Lam di awal kata, yang merupakan salah satu tanda isim.

Dalam i’rab, Alhamdu dibaca rafa’ dengan tanda dhammah di akhir kata karena termasuk dalam marfū‘ātul-asmā’ (isim-isim yang harus dibaca rafa’). Selain itu, dalam struktur kalimat, Alhamdu berfungsi sebagai mubtada’ (subjek).

Mengapa Alhamdu menjadi mubtada’?

Karena merupakan isim ma‘rifah yang terletak di awal jumlah.

Keistimewaan kata Alhamdu tidak hanya terletak pada statusnya sebagai mubtada’, tetapi juga pada Alif Lam di awalnya. Dalam bahasa Arab, Alif Lam memiliki berbagai fungsi, salah satunya adalah Al-Jinsiyyah Istighrāqiyyah.

Al-Jinsiyyah Istighrāqiyyah dalam Alhamdu

Al-Jinsiyyah Istighrāqiyyah adalah jenis Alif Lam yang mencakup seluruh jenis sesuatu, bukan hanya individu tertentu. Ciri khasnya, bisa digantikan dengan lafaz كُلٌّ (setiap/seluruh).

Contohnya dalam firman Allah:

وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

Artinya: "Setiap manusia diciptakan dalam keadaan lemah."

Pada ayat ini, kata الإِنْسَانُ mengandung Alif Lam Jinsiyyah, yang tidak merujuk pada individu tertentu, melainkan mencakup seluruh manusia secara umum. Disebut Istighrāqiyyah karena bisa digantikan dengan lafaz كُلٌّ (setiap/seluruh).

Hal yang sama terjadi pada kata Alhamdu dalam ayat الْحَمْدُ لِلَّهِ. Alif Lam pada kata ini berfungsi sebagai Alif Lam Istighrāqiyyah, sehingga maknanya mencakup segala bentuk pujian, baik yang diucapkan oleh manusia, malaikat, maupun makhluk lainnya, dari masa ke masa. Dengan kata lain, pujian dalam ayat ini tidak terbatas pada jenis atau waktu tertentu, melainkan mencakup seluruh pujian yang layak bagi Allah SWT.

Jika Alif Lam Istighrāqiyyah dalam kata الإِنْسَانُ dan الْحَمْدُ digantikan dengan lafaz كُلٌّ, maka bentuknya menjadi:

🔹 وَخُلِقَ كُلُّ الْإِنْسَانِ ضَعِيفًا
"Setiap manusia diciptakan dalam keadaan lemah."
→ Kata الإِنْسَانُ digantikan dengan كُلُّ الْإِنْسَانِ, tetap menunjukkan makna menyeluruh.

🔹 كُلُّ الْحَمْدِ لِلَّهِ
"Segala puji bagi Allah."
→ Kata الْحَمْدُ digantikan dengan كُلُّ الْحَمْدِ, yang tetap menunjukkan bahwa seluruh bentuk pujian ditujukan kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata الْحَمْدُ dalam الْحَمْدُ لِلَّهِ memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar "pujian". Hal ini karena keberadaan Alif Lam Istighrāqiyyah, yang menjadikan maknanya mencakup seluruh bentuk pujian yang layak bagi Allah SWT, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.

Konsep ini juga berlaku dalam kata الإِنْسَانُ dalam ayat وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا, yang tidak hanya merujuk pada satu individu tetapi seluruh manusia secara umum. Keberadaan Alif Lam Istighrāqiyyah memungkinkan kata ini digantikan dengan كُلٌّ, sehingga maknanya semakin jelas mencakup keseluruhan.

Maka, ketika kita mengucapkan "Alhamdulillah", kita sedang mengakui bahwa semua pujian, di mana pun dan kapan pun, pada hakikatnya hanya milik Allah.

Semoga pemahaman ini menambah kecintaan kita terhadap bahasa Arab dan memperkaya cara kita memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an.

Wallahu a‘lam.


Marāji‘ (Referensi)

¹Abdul Haris, Tanya Jawab Nahwu & Sharf (Jember: Al-Bidayah, 2017), 146.

²Dr. H. Abdul Haris, M.Ag., Kajian I'rab Al-Qur'an Surat Al-Fatihah Ayat 2 (Metode Al-Bidayah) - Part 03, YouTube, diakses pada 10 Maret 2025, https://youtu.be/AgmLsHXKJmA.


📌 Pewarta: Ahmad Zaini